Senin, 06 Juni 2016

Mudik


MUDIK

Mudik adalah suatu tradisi tahunan yang terjadi menjelang lebaran yang bertujuan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang ada di kampung halaman. Pada saat puasa tahun lalu kami tidak berencana untuk mudik karena pada saat itu dilihat dari seringnya keluarga yang tiap tahun sudah melakukan mudik dan kalau dipikir-pikir mudik untuk ke kampung saya itu cukup jauh di Sumatra Barat dan memakan waktu dua hari satu malam, bisa dibayangkan betapa lamanya di jalan dan pegel-pegel badan yang dirasakan.

            Setelah berpuasa dan sedikit lagi merasakan hari raya lebaran, adik saya mulai kangen dengan kampung halaman, saat itu masih satu minggu sebelum hari raya lebaran. Saya dan keluarga mulai pusing juga karena adik saya yang sudah meminta-minta kepada orang tua untuk mudik ke  kampung halaman.

          Karena adik saya yang sudah meminta-minta kepada orang tua akhirnya orang tua menanggapi dan berbicara langsung dengan saya buat ngerencanain mudik, banyak pembahasan yang harus dibahas, seperti waktu saya liburnya kapan dan supir satu lagi untuk ganti-gantian dengan saya. Hampir tidak mungkin saya saat itu untuk jadi supir sendirian karena saya belum siap mental buat nyetir sejauh itu dan yang terpenting juga waktu untuk libur, nah untuk libur ini emang sedikit aneh bagi saya dan orang tua, karena libur saya ini sangat berbeda dengan kampus-kampus lainnya, dimana jadwal di kampus saya selalu telat untuk libur. Oleh karena itu disini saya harus liat-liat jadwal secara pasti dan tidak merugikan saya.

Setelah mendapati waktu yang tepat untuk saya libur, yang selanjutnya adalah untuk mencari supir satu lagi untuk bawa mobil. Untuk mencari supir satu lagi yang pasti dari pihak saudara, apa ada yang ingin pulang kampung dengan keluarga saya atau tidak, tetapi karena kita tahu kalau saudara-saudara saya itu ada kerjaan juga jadi yaa cukup sulit juga. Dan akhirnya kita pun mencari teman-teman dekat dari saudara-saudara keluarga yang kampungnya juga sama dengan kita yaitu Sumatra Barat.

Saat kita sudah mendapat supir satu lagi untuk membawa mobil, saya pun melakukan tugas yang cukup rumit dimana saya harus mengecek mobil yang akan kita gunakan untuk mudik nanti. Disini saya ditanyai oleh bapak saya kira-kira perbaikan dan penggantian alat apa saja yang harus dilakukan. Saya pun mulai mengecek satu persatu dan memperkirakan apa saja yang perlu diganti. Melakukan pengecekan mobil sendiri ini memang sulit, tidak seperti motor yang komponen mesin dan kelistrikan hanya sedikit dan tidak terlalu rumit. Kalau di mobil, saya liat kabelnya aja udah mumet dan pusing karena banyak banget kabel-kabel di bawah kap mesin dan dashboard. Tidak lupa juga untuk mengecek tekanan angin semua ban termasuk ban cadangan, ban cadangan ini menurut saya cukup vital, karena kalau ban utama kita bocor dan tidak ada tukang tambal ban sejauh mata memandang, satu-satunya yang harus saya lakukan ya harus mengganti ban itu dengan cadangan.

Setelah saya memperkirakan apa saja yang harus diganti, akhirnya saya dan bapak menuju bengkel yang sudah menjadi langganan mobil saya untuk melakukan pengecekan dan penggantian alat-alat mesin. Disini saya juga ditanyai oleh pihak bengkel, kira-kira pada saat mobil jalan, itu apa aja keluhannya. Emang cukup rumit buat jelasinnya karena hanya bermodalkan feeling dan perkiraan saja tapi nanti orang bengkel itu juga tahu sendiri. Akhirnya pengecekan dan penggantian sparepart dari mobil selesai.

Saat semua sudah selesai, ada bagian terpenting dari Lebaran ini, yaitu beli pakaian baru. Entah kenapa orang tua apalagi ibu, selalu berpikiran apabila Lebaran itu harus menggunakan baju dan celana baru. Disini saya berpikir tidak begitu penting karena orang lain juga tidak melihat kita terlalu sering dan terkadang tidak peduli dengan pakaian yang kita pakai, tetapi ibu selalu berpikiran terbalik dengan saya. Akhirnya saya pun mengikuti kemauan ibu untuk membeli pakaian baru. Saya mulai berfirasat kalau nanti saat beli pakaian di mall, pasti rame dan macet banget di jalan dan saat saya jalan menuju mall untuk beli pakaian, firasat saya bener, dilihat dari kejauhan udah terlihat kalau ada macet panjang. Saya berpikir “ kalau disini sudah macet apalagi yang di dalam mall, pasti lebih macet alias ramai di mall orang-orang berbelanja “.

Akhirnya setelah bermacet ria, saya dan ibu sampai juga di mall yang dituju, dan sekali lagi pikiran saya bener, kalau di dalam mall itu udah rame dengan orang-orang yang berbelanja. Setelah jalan-jalan kesana kemari berdesak-desakan untuk mencari pakaian akhirnya terbeli juga baju dan celana. Saat saya liat, mungkin ibu-ibu juga membeli pakaian baru saat-saat ingin Lebaran itu ada hal lain yang dipikirkannya. Di atas sebuah produk yang dijual, disitu ada pula diskon yang cukup besar, dimana ibu-ibu atau kaum wanita pasti tergiur setelah melihat diskon yang cukup banyak pada setiap produk.

Setelah itu kita pun pulang kembali kerumah untuk siap-siap untuk mengemasi barang-barang apa saja yang perlu dibawa saat mudik dan saat di jalan nanti dan tidak lupa juga untuk membawa bantal dan obat-obatan. Disini bantal sangat penting menurut saya karena saya tidak ingin nanti ssat tidur, kepala saya terkena pintu terus-menerus dan jadinya malah tidak nyaman untuk tidur.

Keesokan harinya, kita pun meletakkan barang-barang apa saja yang diperlukan saat mudik. Setelah meletakkan barang-barang tersebut dan keluarga naik ke dalam mobil, saya pun mengecek ketinggian mobil dari tanah sampai dengan spakbor mobil yang dekat ban. Setelah saya liat dan saya ukur dengan tangan, tingginya hanya bersisa selebar tangan yang dilebarkan atau kira-kira bersisa 15 cm. disini saya mulai memperhitungkan untuk bagaimana membawa mobil nantinya, pasti harus lebih sabar kalau jalan nanti yang dilewati tidak rata atau hancur-hancur dan tidak lupa juga untuk bilang hal itu ke supir satu lagi, untuk nantinya berhati-hati saat membawa mobil.

Saat saya membawa mobil dengan beban cukup berat, feeling membawa mobil jadi agak berubah, karena beban yang banyak tersebut dan mobil terasa lebih rendah dari biasanya. Setelah saya membawa mobil dan sedikut lagi hampir sampai penyeberangan kapal Merak, saya sudah melihat kemacetan antrian dari para pemudik yang ingin ke Pulau Sumatra, saya pun cukup sabar karena antrian ini. Setelah cukup lama mengantri kira-kira 2 jam, saya pun akhirnya masuk ke dalam kapal dan langsung memarkirkan mobil yang sudah diarahin oleh petugas parkir di kapal tersebut. Kita pun langsung naik ke atas untuk melihat pemandangan dari atas kapal dan kalau sudah mengantuk, kita langsung masuk ke ruangan AC yang sudah disediakan untuk beristirahat, tetapi untuk masuk ruangan ber-AC itu tidak gratis, ada biaya yang harus kita keluarkan, saya lupa bayarnya berapa.

Setelah mengapung-ngapung di atas kapal selama beberapa jam, kita pun akhirnya sampai di pelabuhan penyeberangan Bakauheni yang berarti kita sudah sampai di Pulau Sumatra tepatnya di Lampung. Saat sudah turun dari kapal, saya pun mulai merasakan perjalanan yang sangat jauh dan meletihkan, tetapi karena banyakanya mobil yang turun dari kapal dan berjalan bersama-sama, justru disini sensasi dari mudik apabila ke Pulau Sumatra. Saat di jalan, seperti biasa saya mengambil jalan lintas tengah, dimana lewat lintas tengah ini membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan lintas timur dan juga jalannya menurut saudara saya yang suda lewat sebelumnya sudah adanya perbaikan jalan.

Saat tengah malam suara di dalam mobil pun mulai menghilang, yang sudah pasti yang lain pasti sudah tidur dan saya hanya sendiri yang masih belum tidur yaa secara saya supir. Saat di perjalanan saya pun melihat sesuatu sosok aneh yang lumayan bikin kaget juga dan bikin rasa penasaran. Saat saya sudah mendekati sosok aneh tersebut barulah mulai terlihat secara jelas sosok apa yang saya lihat,  sosok itu berdiri di bawah pohon kapuk yang tidak jauh dari tikungan jalan yang akan saya lewati, untung saja saat itu saya sedang bersama-sama dengan mobil lain, kira- kira ada tiga mobil lagi di depan saya. Disini saya berpikir, mungkin saja supir yang lain juga melihat sosok tadi yang saya lihat. Saya juga tidak mau membahas ini di jalan karena takut ada hal-hal aneh nanti saat di jalan.


Setelah kita di mobil selama kurang lebih 34 jam, akhirnya kita pun sampai ke kampung halaman dengan selamat tanpa ada masalah sama sekali pada kendaraan maupun kita sendiri. Saya pun langsung beristirahat sejenak sambil mengangkat barang-barang yang sudah kita bawa dari Jakarta, setelah itu makan yang sudah disiapkan sebelumnya oleh nenek saya, dan langsung untuk mandi, karena sudah tidak mandi selama di perjalanan tadi. Setelah mandi saya pun langusng tidur karena badan sudah sangat keletihan di jalan dan tidak terasa saya pun sudah tertidur selama 6 jam. Akhirnya selesai juga jerih payah dan segala keletihan yang melanda saat perjalanan mudik ini. Untuk melakukan mudik dengan perjalanan jauh memang banyak yang harus dipersiapkan seperti kesehatan kendaraan dan keluarga yang ikut dalam mudik ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar