MUDIK
Mudik
adalah suatu tradisi tahunan yang terjadi menjelang lebaran yang bertujuan
untuk berkumpul dengan sanak saudara yang ada di kampung halaman. Pada saat
puasa tahun lalu kami tidak berencana untuk mudik karena pada saat itu dilihat
dari seringnya keluarga yang tiap tahun sudah melakukan mudik dan kalau
dipikir-pikir mudik untuk ke kampung saya itu cukup jauh di Sumatra Barat dan
memakan waktu dua hari satu malam, bisa dibayangkan betapa lamanya di jalan dan
pegel-pegel badan yang dirasakan.
Setelah berpuasa dan sedikit lagi
merasakan hari raya lebaran, adik saya mulai kangen dengan kampung halaman,
saat itu masih satu minggu sebelum hari raya lebaran. Saya dan keluarga mulai
pusing juga karena adik saya yang sudah meminta-minta kepada orang tua untuk mudik
ke kampung halaman.
Karena adik saya yang sudah meminta-minta kepada orang tua akhirnya
orang tua menanggapi dan berbicara langsung dengan saya buat ngerencanain
mudik, banyak pembahasan yang harus dibahas, seperti waktu saya liburnya kapan
dan supir satu lagi untuk ganti-gantian dengan saya. Hampir tidak mungkin saya
saat itu untuk jadi supir sendirian karena saya belum siap mental buat nyetir
sejauh itu dan yang terpenting juga waktu untuk libur, nah untuk libur ini
emang sedikit aneh bagi saya dan orang tua, karena libur saya ini sangat
berbeda dengan kampus-kampus lainnya, dimana jadwal di kampus saya selalu telat
untuk libur. Oleh karena itu disini saya harus liat-liat jadwal secara pasti
dan tidak merugikan saya.
Setelah
mendapati waktu yang tepat untuk saya libur, yang selanjutnya adalah untuk
mencari supir satu lagi untuk bawa mobil. Untuk mencari supir satu lagi yang
pasti dari pihak saudara, apa ada yang ingin pulang kampung dengan keluarga saya
atau tidak, tetapi karena kita tahu kalau saudara-saudara saya itu ada kerjaan
juga jadi yaa cukup sulit juga. Dan akhirnya kita pun mencari teman-teman dekat
dari saudara-saudara keluarga yang kampungnya juga sama dengan kita yaitu
Sumatra Barat.
Saat
kita sudah mendapat supir satu lagi untuk membawa mobil, saya pun melakukan
tugas yang cukup rumit dimana saya harus mengecek mobil yang akan kita gunakan
untuk mudik nanti. Disini saya ditanyai oleh bapak saya kira-kira perbaikan dan
penggantian alat apa saja yang harus dilakukan. Saya pun mulai mengecek satu
persatu dan memperkirakan apa saja yang perlu diganti. Melakukan pengecekan
mobil sendiri ini memang sulit, tidak seperti motor yang komponen mesin dan
kelistrikan hanya sedikit dan tidak terlalu rumit. Kalau di mobil, saya liat
kabelnya aja udah mumet dan pusing karena banyak banget kabel-kabel di bawah
kap mesin dan dashboard. Tidak lupa juga untuk mengecek tekanan angin semua ban
termasuk ban cadangan, ban cadangan ini menurut saya cukup vital, karena kalau
ban utama kita bocor dan tidak ada tukang tambal ban sejauh mata memandang,
satu-satunya yang harus saya lakukan ya harus mengganti ban itu dengan
cadangan.
Setelah
saya memperkirakan apa saja yang harus diganti, akhirnya saya dan bapak menuju
bengkel yang sudah menjadi langganan mobil saya untuk melakukan pengecekan dan
penggantian alat-alat mesin. Disini saya juga ditanyai oleh pihak bengkel,
kira-kira pada saat mobil jalan, itu apa aja keluhannya. Emang cukup rumit buat
jelasinnya karena hanya bermodalkan feeling dan perkiraan saja tapi nanti orang
bengkel itu juga tahu sendiri. Akhirnya pengecekan dan penggantian sparepart
dari mobil selesai.
Saat
semua sudah selesai, ada bagian terpenting dari Lebaran ini, yaitu beli pakaian
baru. Entah kenapa orang tua apalagi ibu, selalu berpikiran apabila Lebaran itu
harus menggunakan baju dan celana baru. Disini saya berpikir tidak begitu
penting karena orang lain juga tidak melihat kita terlalu sering dan terkadang
tidak peduli dengan pakaian yang kita pakai, tetapi ibu selalu berpikiran
terbalik dengan saya. Akhirnya saya pun mengikuti kemauan ibu untuk membeli
pakaian baru. Saya mulai berfirasat kalau nanti saat beli pakaian di mall,
pasti rame dan macet banget di jalan dan saat saya jalan menuju mall untuk beli
pakaian, firasat saya bener, dilihat dari kejauhan udah terlihat kalau ada
macet panjang. Saya berpikir “ kalau disini sudah macet apalagi yang di dalam
mall, pasti lebih macet alias ramai di mall orang-orang berbelanja “.
Akhirnya
setelah bermacet ria, saya dan ibu sampai juga di mall yang dituju, dan sekali
lagi pikiran saya bener, kalau di dalam mall itu udah rame dengan orang-orang
yang berbelanja. Setelah jalan-jalan kesana kemari berdesak-desakan untuk
mencari pakaian akhirnya terbeli juga baju dan celana. Saat saya liat, mungkin
ibu-ibu juga membeli pakaian baru saat-saat ingin Lebaran itu ada hal lain yang
dipikirkannya. Di atas sebuah produk yang dijual, disitu ada pula diskon yang
cukup besar, dimana ibu-ibu atau kaum wanita pasti tergiur setelah melihat
diskon yang cukup banyak pada setiap produk.
Setelah
itu kita pun pulang kembali kerumah untuk siap-siap untuk mengemasi
barang-barang apa saja yang perlu dibawa saat mudik dan saat di jalan nanti dan
tidak lupa juga untuk membawa bantal dan obat-obatan. Disini bantal sangat
penting menurut saya karena saya tidak ingin nanti ssat tidur, kepala saya
terkena pintu terus-menerus dan jadinya malah tidak nyaman untuk tidur.
Keesokan
harinya, kita pun meletakkan barang-barang apa saja yang diperlukan saat mudik.
Setelah meletakkan barang-barang tersebut dan keluarga naik ke dalam mobil, saya
pun mengecek ketinggian mobil dari tanah sampai dengan spakbor mobil yang dekat
ban. Setelah saya liat dan saya ukur dengan tangan, tingginya hanya bersisa
selebar tangan yang dilebarkan atau kira-kira bersisa 15 cm. disini saya mulai
memperhitungkan untuk bagaimana membawa mobil nantinya, pasti harus lebih sabar
kalau jalan nanti yang dilewati tidak rata atau hancur-hancur dan tidak lupa
juga untuk bilang hal itu ke supir satu lagi, untuk nantinya berhati-hati saat
membawa mobil.
Saat
saya membawa mobil dengan beban cukup berat, feeling membawa mobil jadi agak
berubah, karena beban yang banyak tersebut dan mobil terasa lebih rendah dari
biasanya. Setelah saya membawa mobil dan sedikut lagi hampir sampai
penyeberangan kapal Merak, saya sudah melihat kemacetan antrian dari para
pemudik yang ingin ke Pulau Sumatra, saya pun cukup sabar karena antrian ini.
Setelah cukup lama mengantri kira-kira 2 jam, saya pun akhirnya masuk ke dalam
kapal dan langsung memarkirkan mobil yang sudah diarahin oleh petugas parkir di
kapal tersebut. Kita pun langsung naik ke atas untuk melihat pemandangan dari
atas kapal dan kalau sudah mengantuk, kita langsung masuk ke ruangan AC yang
sudah disediakan untuk beristirahat, tetapi untuk masuk ruangan ber-AC itu
tidak gratis, ada biaya yang harus kita keluarkan, saya lupa bayarnya berapa.
Setelah
mengapung-ngapung di atas kapal selama beberapa jam, kita pun akhirnya sampai
di pelabuhan penyeberangan Bakauheni yang berarti kita sudah sampai di Pulau
Sumatra tepatnya di Lampung. Saat sudah turun dari kapal, saya pun mulai
merasakan perjalanan yang sangat jauh dan meletihkan, tetapi karena banyakanya
mobil yang turun dari kapal dan berjalan bersama-sama, justru disini sensasi
dari mudik apabila ke Pulau Sumatra. Saat di jalan, seperti biasa saya
mengambil jalan lintas tengah, dimana lewat lintas tengah ini membutuhkan waktu
yang lebih sedikit dibandingkan dengan lintas timur dan juga jalannya menurut
saudara saya yang suda lewat sebelumnya sudah adanya perbaikan jalan.
Saat
tengah malam suara di dalam mobil pun mulai menghilang, yang sudah pasti yang
lain pasti sudah tidur dan saya hanya sendiri yang masih belum tidur yaa secara
saya supir. Saat di perjalanan saya pun melihat sesuatu sosok aneh yang lumayan
bikin kaget juga dan bikin rasa penasaran. Saat saya sudah mendekati sosok aneh
tersebut barulah mulai terlihat secara jelas sosok apa yang saya lihat, sosok itu berdiri di bawah pohon kapuk yang
tidak jauh dari tikungan jalan yang akan saya lewati, untung saja saat itu saya
sedang bersama-sama dengan mobil lain, kira- kira ada tiga mobil lagi di depan
saya. Disini saya berpikir, mungkin saja supir yang lain juga melihat sosok
tadi yang saya lihat. Saya juga tidak mau membahas ini di jalan karena takut
ada hal-hal aneh nanti saat di jalan.
Setelah
kita di mobil selama kurang lebih 34 jam, akhirnya kita pun sampai ke kampung
halaman dengan selamat tanpa ada masalah sama sekali pada kendaraan maupun kita
sendiri. Saya pun langsung beristirahat sejenak sambil mengangkat barang-barang
yang sudah kita bawa dari Jakarta, setelah itu makan yang sudah disiapkan
sebelumnya oleh nenek saya, dan langsung untuk mandi, karena sudah tidak mandi
selama di perjalanan tadi. Setelah mandi saya pun langusng tidur karena badan
sudah sangat keletihan di jalan dan tidak terasa saya pun sudah tertidur selama
6 jam. Akhirnya selesai juga jerih payah dan segala keletihan yang melanda saat
perjalanan mudik ini. Untuk melakukan mudik dengan perjalanan jauh memang
banyak yang harus dipersiapkan seperti kesehatan kendaraan dan keluarga yang
ikut dalam mudik ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar