Senin, 06 Juni 2016

Carita Beach

Carita Beach

Pada pagi itu, saya dan keluarga akan pergi ke pantai Carita yang terletak di daerah Banten, yang sebelumnya memang udah kita rencanain dari empat hari yang lalu. Seperti biasanya, sebelum kita berangkat abang saya pasti gak pernah lupa untuk ngecek segalanya seperti matiin kompor, matiin keran air, matiin listrik kecuali lampu teras depan diyalain biar rumah saya gak gelap gulita kayak rumah angker di malam hari dan juga tidak lupa kunci pintu rumah tentunya.

Tepat jam 06.30 pagi, kamipun sekeluarga berangkat dari rumah tercinta menuju pantai Carita menggunakan mobil. Dan lagi-lagi saya yang jadi sopir karena cuma saya yang bisa nyetir tentunya. Sebenarnya saya sudah mulai lelah dengan aktivitas sebagai supir ini, coba aja bayangin gimana kerasnya jalanan Jakarta, belum lagi macetnya yang ngalahin antrian sembako. Tapi yasudahlah daripada saya ke pantai Carita jalan kaki.

Pada saat di perjalanan tepatnya di tol Lingkar Luar Jakarta atau orang biasanya mengenal tol ini dengan sebutan JORR (Jakarta Outer Ring Road), disitu muncullah kerasayan di hati saya mana pintu tol yang menuju ke arah Merak. Karena kerasayan itu, saya bawa mobilnya pelan-pelan biar gak kelewatan pintu tolnya. Nah, setelah saya menemukan pintu tol yang benar, akhirnya saya baru bisa nafas karena tinggal lurus aja sampai pintu tol Anyer.

Akhirnya setelah 2 jam perjalan, saya merasa bahagia karena akhirnya pintu tol Anyer sudah terlihat. Setelah keluar pintu tol Anyer, saya tetap melanjutkan perjalanan menuju pantai Carita. Seperti yang saya bilang tadi, bertemulah mobil saya dengan antrian sembako alias macet yang lumayan bikin kaki saya pegel nginjek kopling terus. Gak heran macet karena hari itu akhir pecan, jadi orang-orang liburan semua.

Akhirnya setelah 45 menit saya antri sembako, sampailah saya di tujuan saya yaitu Carita Beach. Mata saya sempat sakit melihat pemandangan disana karena begitu ramainya umat manusia di pantai itu. Tanpa pikir panjang lagi saya, abang saya dan tak ketinggalan adek saya langsung berganti kostum menjadi kostum ala anak pantai. Sedangkan orang tua saya berjalan-jalan menikmati indahnya pantai sambil bernostalgia.

Setelah saya berganti kostum, tibalah saat yang saya tunggu-tunggu, yaitu main air di pantai. Tapi lagi-lagi ada aja yang mengganggu liburan saya, disana banyak banget ibu-ibu yang menawarkan pijit dan lulur ke saya, nawarin ikan asin, nawarin nasi uduk, nawarin gorengan, semuanya ditawarin dan sayang sekali saya tidak tertarik. Karena yang saat ini menarik perhatian saya adalah mencoba berbagai permainan laut yang tersedia seperti banana boat dan jetski.

       Akhirnya setelah saya terbebas dari semua tawaran-tawaran jualan itu, saya langsung saja mecoba permainan pertama yaitu banana boat. Lagi-lagi disini saya ketemu sedikit antrian sembako, tapi gak apa-apa lah demi banana boat saya. Akhirnya setelah menunggu 30 menit, tibalah saatnya saya menaiki banana boat. Saat naik banana boat saya senang banget, karena jarang-jarang saya bisa naik permainan ini, karena dekat rumah saya gak ada laut tapi adanya empang. Waktu naik banana boat saya jatuh ke laut sampai tiga kali, tapi untung saya bisa berenang jadi saya santai aja. Selesai main banana boat, saya lanjutkan dengan main-main di pinggir pantai bersama abang dan adek saya.

        Setelah cukup lama kita bermain, perut saya mulai terasa lapar. Dan langsung saja saya pergi mencari tempat makan terdekat. Akhirnya bertemulah saya dengan sebuat rumah makan yang kelihatannya sangat enak. Disana saya memesan mie rebus dan tidak lupa sepiring nasi yang merupakan makanan favorit saya. Kurang lebih 15 menit perut saya menunggu, sampailah hidangannya lezat itu di depan mata saya. Tanpa basa basipun saya langsung melahap mie beserta nasinya dengan lahap. Hanya butuh waktu 5 menit saja untuk saya menghabiskan makanan tersebut.

         Tidak lama setelah saya selesai makan, tiba-tiba rasa gatal pun menhampiri seluruh badan saya. Saya baru sadar ternyata saya belum bilas pakai air bersih. Langsung saja saya ke kamar mandi yang tersedia untuk bersih-bersih. Dan lagi-lagi saya ketemu antrian sembako. Menunggu 30 menit, akhirnya saya bisa mandi. Dan setelah semuanya bersih, kami sekeluarga pun bersiap-siap untuk kembali pulang.

      Tepat jam 15.00 sore, kitapun meninggalkan pantai Carita yang mempunyai banyak cerita. Setelah beberapa lama mobil melaju, gak bosan-bosannya macet menghampiri saya. Kali ini saya terjebak macet di daerah Pasar Anyer dan Krakatau Steel. 60 menit saya menunggu kemacetan ini usai, akhirnya mobilpun berjalan dengan lancer. Sekitar 20 menit berlalu, sampailah saya di pintu tol Anyer. Dan saya sangat bersyukur jalanannya tidak macet.

       3 jam berlalu dengan sangat lama dari pintu tol Anyer menuju pintu tol Cilandak, Jakarta Selatan, jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 19.40 dan itupun sudah terhitung dengan macetnya jalan tol. Saya sempat heran, kenapa jalan di tol bisa macet ?, padahal jalan tol itu artinya jalan bebas hambatan yang sudah saya ketahui dari jaman saya SD dulu. Tapi yasudahlah, semuanya harus saya jalani dengan penuh keikhlasan dan keletihan.

        Tepat jam 21.00, akhirnya tibalah saya di rumah tercinta dengan segala keletihan yang tersimpan di kaki dan tangan saya. Lalu bergegas saya beres-beres untuk segera beristirahat. Tetapi walaupun begitu, saya dan keluarga sangat menikmati liburan hari ini. Sekian cerita liburan saya bersama keluarga ke pantai Carita.

         Pesan untuk kalian yang ingin berlibur ke pantai Carita dan pantai-pantai sekitarnya, kalau ingin kesana saya saranin jangan akhir pekan termasuk hari libur nasional, karena kalian semua akan menghadapi yang namanya macet yang tak kunjung usai. Dan bagi sopir, jangan lupa persiapkan kaki dan tangan kalian dengan fit, karena kalian akan melewati suatu ujian yang sangat berat.
Terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar