Carita Beach
Pada
pagi itu, saya dan keluarga akan pergi ke pantai Carita yang terletak di daerah
Banten, yang sebelumnya memang udah kita rencanain dari empat hari yang lalu.
Seperti biasanya, sebelum kita berangkat abang saya pasti gak pernah lupa untuk
ngecek segalanya seperti matiin kompor, matiin keran air, matiin listrik
kecuali lampu teras depan diyalain biar rumah saya gak gelap gulita kayak rumah
angker di malam hari dan juga tidak lupa kunci pintu rumah tentunya.
Tepat
jam 06.30 pagi, kamipun sekeluarga berangkat dari rumah tercinta menuju pantai
Carita menggunakan mobil. Dan lagi-lagi saya yang jadi sopir karena cuma saya
yang bisa nyetir tentunya. Sebenarnya saya sudah mulai lelah dengan aktivitas
sebagai supir ini, coba aja bayangin gimana kerasnya jalanan Jakarta, belum
lagi macetnya yang ngalahin antrian sembako. Tapi yasudahlah daripada saya ke
pantai Carita jalan kaki.
Pada
saat di perjalanan tepatnya di tol Lingkar Luar Jakarta atau orang biasanya
mengenal tol ini dengan sebutan JORR (Jakarta Outer Ring Road), disitu
muncullah kerasayan di hati saya mana pintu tol yang menuju ke arah Merak.
Karena kerasayan itu, saya bawa mobilnya pelan-pelan biar gak kelewatan pintu
tolnya. Nah, setelah saya menemukan pintu tol yang benar, akhirnya saya baru
bisa nafas karena tinggal lurus aja sampai pintu tol Anyer.
Akhirnya
setelah 2 jam perjalan, saya merasa bahagia karena akhirnya pintu tol Anyer
sudah terlihat. Setelah keluar pintu tol Anyer, saya tetap melanjutkan
perjalanan menuju pantai Carita. Seperti yang saya bilang tadi, bertemulah
mobil saya dengan antrian sembako alias macet yang lumayan bikin kaki saya
pegel nginjek kopling terus. Gak heran macet karena hari itu akhir pecan, jadi
orang-orang liburan semua.
Akhirnya
setelah 45 menit saya antri sembako, sampailah saya di tujuan saya yaitu Carita
Beach. Mata saya sempat sakit melihat pemandangan disana karena begitu ramainya
umat manusia di pantai itu. Tanpa pikir panjang lagi saya, abang saya dan tak
ketinggalan adek saya langsung berganti kostum menjadi kostum ala anak pantai.
Sedangkan orang tua saya berjalan-jalan menikmati indahnya pantai sambil
bernostalgia.
Setelah
saya berganti kostum, tibalah saat yang saya tunggu-tunggu, yaitu main air di
pantai. Tapi lagi-lagi ada aja yang mengganggu liburan saya, disana banyak
banget ibu-ibu yang menawarkan pijit dan lulur ke saya, nawarin ikan asin,
nawarin nasi uduk, nawarin gorengan, semuanya ditawarin dan sayang sekali saya
tidak tertarik. Karena yang saat ini menarik perhatian saya adalah mencoba
berbagai permainan laut yang tersedia seperti banana boat dan jetski.
Akhirnya
setelah saya terbebas dari semua tawaran-tawaran jualan itu, saya langsung saja
mecoba permainan pertama yaitu banana boat. Lagi-lagi disini saya ketemu
sedikit antrian sembako, tapi gak apa-apa lah demi banana boat saya. Akhirnya
setelah menunggu 30 menit, tibalah saatnya saya menaiki banana boat. Saat naik
banana boat saya senang banget, karena jarang-jarang saya bisa naik permainan
ini, karena dekat rumah saya gak ada laut tapi adanya empang. Waktu naik banana
boat saya jatuh ke laut sampai tiga kali, tapi untung saya bisa berenang jadi saya
santai aja. Selesai main banana boat, saya lanjutkan dengan main-main di
pinggir pantai bersama abang dan adek saya.
Setelah
cukup lama kita bermain, perut saya mulai terasa lapar. Dan langsung saja saya
pergi mencari tempat makan terdekat. Akhirnya bertemulah saya dengan sebuat
rumah makan yang kelihatannya sangat enak. Disana saya memesan mie rebus dan
tidak lupa sepiring nasi yang merupakan makanan favorit saya. Kurang lebih 15
menit perut saya menunggu, sampailah hidangannya lezat itu di depan mata saya.
Tanpa basa basipun saya langsung melahap mie beserta nasinya dengan lahap.
Hanya butuh waktu 5 menit saja untuk saya menghabiskan makanan tersebut.
Tidak
lama setelah saya selesai makan, tiba-tiba rasa gatal pun menhampiri seluruh
badan saya. Saya baru sadar ternyata saya belum bilas pakai air bersih.
Langsung saja saya ke kamar mandi yang tersedia untuk bersih-bersih. Dan lagi-lagi
saya ketemu antrian sembako. Menunggu 30 menit, akhirnya saya bisa mandi. Dan
setelah semuanya bersih, kami sekeluarga pun bersiap-siap untuk kembali pulang.
Tepat
jam 15.00 sore, kitapun meninggalkan pantai Carita yang mempunyai banyak
cerita. Setelah beberapa lama mobil melaju, gak bosan-bosannya macet
menghampiri saya. Kali ini saya terjebak macet di daerah Pasar Anyer dan
Krakatau Steel. 60 menit saya menunggu kemacetan ini usai, akhirnya mobilpun
berjalan dengan lancer. Sekitar 20 menit berlalu, sampailah saya di pintu tol
Anyer. Dan saya sangat bersyukur jalanannya tidak macet.
3
jam berlalu dengan sangat lama dari pintu tol Anyer menuju pintu tol Cilandak,
Jakarta Selatan, jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 19.40 dan itupun sudah
terhitung dengan macetnya jalan tol. Saya sempat heran, kenapa jalan di tol
bisa macet ?, padahal jalan tol itu artinya jalan bebas hambatan yang sudah saya
ketahui dari jaman saya SD dulu. Tapi yasudahlah, semuanya harus saya jalani
dengan penuh keikhlasan dan keletihan.
Tepat
jam 21.00, akhirnya tibalah saya di rumah tercinta dengan segala keletihan yang
tersimpan di kaki dan tangan saya. Lalu bergegas saya beres-beres untuk segera
beristirahat. Tetapi walaupun begitu, saya dan keluarga sangat menikmati
liburan hari ini. Sekian cerita liburan saya bersama keluarga ke pantai Carita.
Pesan
untuk kalian yang ingin berlibur ke pantai Carita dan pantai-pantai sekitarnya,
kalau ingin kesana saya saranin jangan akhir pekan termasuk hari libur nasional,
karena kalian semua akan menghadapi yang namanya macet yang tak kunjung usai.
Dan bagi sopir, jangan lupa persiapkan kaki dan tangan kalian dengan fit,
karena kalian akan melewati suatu ujian yang sangat berat.
Terima
kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar