Sejarah Harian Warta Kota
Nama
Penerbitan
|
:
|
Harian
Warta Kota
|
Penerbit
|
:
|
PT.Metrogema
Media Nusantara
|
Waktu
Terbit
|
:
|
Terbit
setiap hari termasuk Minggu
|
Jumlah
halaman
|
:
|
20
halaman (warna 4 halaman) sampai 28 halaman.
|
Tiras
|
:
|
212.886
(per Februaril 2008) diaudit oleh Audit Bureau Of Circulation (Australia)
|
Harga
|
:
|
Eceran
Rp 1.500, berlangganan
Rp
38.000/bulan
|
Alamat
|
:
|
Gedung
Kompas Gramedia Unit I Lt 2-3, Jalan Palmerah Barat 33-37, Jakarta
10270.
|
E-mail
iklan
|
:
|
|
Telepon
|
:
|
(021)
53677881, 53677882
|
Fax
|
:
|
(021)-53676972
|
Posisi Warta Kota
Harian Warta Kota telah menempati posisi yang signifikan sebagai koran terbesar di Jabotabek. Dari sisi banyaknya koran yang terjual di pasar Warta Kota termasuk suratkabar terbesar kedua di Jakarta dan Jabotabek, setelah Harian Kompas. Angka cetak tertinggi pada tahun 2008 terjadi pada taggal 13 Juni 2008, yakni sebesar 245.099, dengan angka terjual tertinggi pada bulan Juni 2008 yaitu 216.276 artinya koran yang menjadi uang tidak termasuk bukti iklan, koran untuk karyawan, untuk barter, promosi, dll. Warta Kota menaikkan harga jual menjadi Rp 1500 (Langganan menjadi Rp 38.000) per 1 Juli 2008, membuat jumlah pembaca turun sekitar 10-20 prosen, dan stabil di angka oplah 200.000 sampai dengan Desember 2008, dengan tingkat laku 180.000 an.
Keberadaan Warta Kota di Jakarta dan
sekitarnya dapat dilihat di setiap perempatan jalan, lapak-lapak, kios, maupun
tempat berjualan media lainnya. Di stasiun keretaapi Bekasi, Bogor, Depok, Serpong, yang
membawa komuter
bekerja ke Jakarta setiap pagi, Warta Kota merupakan raja dan sudah menjadi
semacam bacaan wajib. Setiap hari halaman depan Warta Kota hadir dengan menu
berita yang menjangkau beragam segmen, yakni tontonan sepakbola, selebritis,
humor, dan peristiwa paling panas hari itu. Hot news itu digarap dengan judul dan bahasa yang
mudah dimengerti, disertai foto atau garapan grafis yang apik.
Selain itu ditampilkan berita utama yang berkaitan dengan kepentingan
orang banyak, seperti masalah rasa aman, tren harga, kecenderungan bisnis,
kerisauan kesehatan, topik pendidikan, problema transportasi, yang sedang ramai
dibicarakan.
Tampilan yang bersih, disain yang menarik, paduan warna yang cerah,
grafis kronologis yang jelas, menambah daya tarik. Tim disain artistik Warta
Kota merupakan salah satu terbaik di Tanah Air saat ini. Khususnya untuk
halaman berwarna, dalam hal pemilihan warna dan tata letak, mereka berupaya
membuat tampilan dapat senyaman mungkin di mata pembaca. Berita bergrafis di
halaman satu Warta Kota sudah mendapatkan pujian bahkan dari luar negeri
sehingga pakar dari Amerika Serikat dan Skotlandia menyempatkan diri untuk
membuat semacam studi dan menuliskannya di jurnal internasional.
Saat ini Warta Kota dapat disebutkan dengan koran umum, dengan tema
bebas meskipun basisnya tetap pada berita perkotaan, dengan bahasan pada segala
masalah yang terjadi ataupun berkaitan dengan persoalan perkotaan dan segala
tingkah polah
manusianya. Pilihan menu antara olahraga, selebritas, dan hot topics ini ternyata
mendapat sambutan hangat dari pembaca, sehingga Warta Kota bisa tumbuh pesat.
Sejarah Berdirinya Harian Warta Kota Tahun 1998 terjadi pergeseran kepemimpinan di Indonesia, Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden sehingga jabatan itu jatuh ke tangan BJ Habibie. Dalam kabinet Habibie yang mulai bertugas bulan Mei itu juga, jabatan Menteri Penerangan dipegang oleh Letjen Yunus Yosfiah, seorang tentara yang berpikiran moderat dan maju. Bagi dunia pers Yunus membawa angin segar karena Departemen Penerangan yang selama ini menjadi momok dengan aksi bredel media massa, memudahkan pembuatan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Tidak perlu lagi ada rekomendasi lembaga tertentu dan screening dari berbagai lembaga terhadap mereka yang akan mengelola pers.
Kelompok Kompas Gramedia (KKG) memanfaatkan kesempatan yang tersedia ini
dengan keinginan untuk membentuk sebuah suratkabar yang berorientasi pada pemberitaan di
Jakarta dan sekitarnya. Selama ini Harian Kompas yang juga milik KKG hanya
memiliki dua halaman itupun masih diisi iklan untuk berita-berita di Ibu Kota
dan sekitarnya walaupun terbit di Jakarta. Alasannya karena merupakan koran
nasional Harian Kompas harus proporsional dalam pemberitaan yang bersifat
kedaerahan. Padahal disadari atau tidak, sebagian besar (65 persen) pembaca
Harian Kompas adalah warga Jakarta dan sekitarnya.
Secara administratif dibentuklah PT Metrogema Media Nusantara (MMN)
untuk mengajukan SIUPP dan Departemen Penerangan memberikan SIUPP No.
726/SK/MENPEN/SIUPP/1998 tertanggal 19 November tahun 1998. Setelah itu
pimpinan KKG mengkaryakan sejumlah orang untuk membidani kelahiran Harian Warta
Kota sekaligus membuat visi, misi, dan jabaran pemberitaannya. Mereka antara
Agung Adiprasetyo (Presiden Direktur Kompas Gramedia) di bidang usaha serta
Banu Astono, Trias Kuncahyono (kini Wakil Pemred Harian Kompas), Eko Warjono,
Mohamad Subhan SD, Hendry Ch Bangun dari redaksi Harian Kompas. Di samping itu
sejumlah unsur redaksi dari Kelompok Kompas Gramedia yakni Paulus Sulasdi,
Bambang Putranto, Sigit Setiono, Tatang Suherman. Dalam tahap persiapan ini
diadakan rekrutmen wartawan baru. Setelah berbagai kesiapan hal-hal fisik,
seperti kantor serta perangkat-perangkatnya dan penyiapan personil, Harian
Warta Kota terbit pertama kali pada tanggal 3 Mei 1999, bertepatan dengan
saat-saat kampanye Pemilihan Umum 1999.
Sesuai dengan visi dan misinya, Harian Warta Kota dimaksudkan untuk
menjadi media khas bagi warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan
sekitarnya yang diharapkan dapat menjadi panduan warga dalam melihat dan
menjalani hak-hak dan kewajibannya. Dengan demikian Harian Warta Kota sekaligus
menjadi jembatan sesama masyarakat, antara masyarakat dengan pemerintah (daerah
dan wilayah) serta semua aparat yang memberikan pelayanan. Juga menjadi medium
yang mempertemukan masyarakat sebagai konsumen dengan berbagai penyedia jasa
pelayanan, perdagangan, industri, hiburan, dan semua kebutuhan mereka.
Untuk mudah disantap pembacanya, berita-berita di Harian Warta Kota
diolah dengan singkat, dalam bahasa yang mudah dimengerti, dan diserta
ilustrasi grafis, tabel, dan gambar yang proporsional. Kemudian untuk
membedakan dengan koran kota pada umumnya yang mengumbar berita criminal dan seks secara
vulgar, Harian Warta Kota memakai pendekatan yang santun, menjunjung etika, dan
tidak bombastis,
dengan maksud juga agar dapat dinikmati seluruh anggota keluarga. Khusus
mengenai berita kriminal yang merupakan ciri khas koran kota, diupayakan
terdapat tips, saran, agar masyarakat dapat menghindar dari tindak kejahatan.
Koreksi :
kertaapi seharusnya kereta api
komuter seharusnya komputer
Hot news seharusnya berita hangat
Problema seharusnya permasalahan
Polah seharusnya pola
Hot topics seharusnya topik hangat
Screening seharusnya melihat
Suratkabar seharusnya surat kabar
Criminal seharusnya kriminal atau tindak kejahatan
Bombastis seharusnya berlebihan
Prosen seharusnya persen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar